Jam Biologis Ayam Jantan

      Jauh sebelum alarm menjalankan fungsi membangunkan kita di pagi hari, ayam jantanlah yang melakukan tugas itu. Namun, pernahkan Anda bertanya-tanya apa yang membuat ayam jantan berkokok tepat waktu di pagi hari?
      Para ilmuwan di Nagoya University, Jepang, menemukan bahwa ayam jantan tidak butuh panduan cahaya untuk mengetahui bahwa pagi telah tiba, karena jam biologis di dalam tubuh merekalah yang memberi tahu mereka. Dalam eksperimen tersebut, Takashi Yoshimura dan Tsuyoshi Shimmura, pakar jam biologis dari Nagoya University, menempatkan dua ayam jangan PNP - jenis ayam yang sering digunakan di dalam laboratorium karena kesamaan genetika mereka - dalam dua studi cahaya yang yang berbeda.
      Pada studi pertama, ayam-ayam jantan dipaparkan pada 12 jam cahaya dan 12 jam keremangan selama 14 hari. Hasilnya, ayam jantan ternyata mulai berkokok dua jam sebelum terpapar cahaya. Pada studi kedua, ayam jantan dipaparkan selam 24 jam di dalam cahaya redup selama 14 hari. Lagi-lagi, ayam jantan berkokok meski tak ada cahaya, yaitu setiap nyaris 24 jam sekali, di waktu yang sama.
      Para ilmuwan tersebut lantas menambahkan stimulus bunyi dan cahaya pada ayam jantan untuk menguji apakah petunjuk eksternal akan memicu kokokan. Hasilnya, ayam-ayam tersebut berkokok lebih sering pada saat stimulus cahaya dan bunyi diberikan pada pagi hari dibandingkan waktu lain. Ini berarti, jam biologis ayam jantan lebih berperan dibandingkan petunjuk eksternal.
      Studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology tersebut juga menemukan adanya peringkat sosial di antara ayam jantan, yang mempengaruhi waktu mereka berkokok. "Data kami menunjukkan bahwa ayam jantan di peringkat atas mendapat prioritas untuk berkokok duluan, dan ayam  di peringkat lebih rendah dengan sabar menunggu gilirannya berkokok," ujar Yoshimura.
    Menurut Kristen Navara, spesialis hormon unggas di University of Georgia, seringkali kita tidak terpikir untuk mempelajari apa yang ada di depan mata. "Studi ini amat menarik dan seharusnya dilakukan sejak dulu," ujar Navara, yang tidak terlibat studi tersebut.

Komentar