Sisihkan 20 persen untuk Menabung


Sering dalam kesempatan-kesempatan tertentu, timbul pertanyaan apakah hal-hal yang praktis dan mendasar yang dapat menjadi titik awal yang mudah diingat apabila berbicara tentang masalah keuangan pribadi/keluarga. Membicarakan masalah uang tidak selalu mudah untuk semua orang dan pendekatan praktis diperlukan untuk membuat topik keuangan ini menjadi tidak terlalu menyeramkan untuk dibicarakan.

Ada 4 hal mendasar dan praktis yang bisa menjadi titik awal kita dalam mulai merencanakan dan mengelola keuangan, yaitu:

1. Indikator Kecerdasan Finansial

2. Hidup Di Bawah Kemampuan Finansial Kita/Kebersamaan/Kesederhanaan

3. Mengubah Posisi Tabungan Menjadi Sebelum Pengeluaran

4. Pembagian Penghasilan Sederhana: Konsumsi 50%, Cicilan Hutang (Max) 30%, Tabungan 20%

Seperti potret yang digunakan untuk memotret keadaan keuangan kita pada saat ini, demikian fungsi Indeks Kecerdasan Finansial (IKF). IKF digunakan untuk mengetahui di titik mana keuangan kita berada pada saat ini dan keberadaannya. IKF merupakan indikator yang membandingkan antara penghasilan dan pengeluaran kita.

Hasil perbandingan ini harus menghasilkan angka yang lebih besar daripada 1. Angka 1 menginformasikan bahwa kita sudah dapat memenuhi pengeluaran kita dari penghasilan yang dimiliki. Ini mengindikasikan bahwa kita memiliki kemandirian untuk memenuhi kebutuhan bulanan atau tahunan kita tanpa mengandalkan sumber-sumber uang lain yang non-penghasilan, seperti pinjaman. Angka lebih besar dari 1 mengindikasikan bahwa selain kita mampu untuk memenuhi kebutuhan dari penghasilan, kita masih memiliki surplus dari penghasilan yang mampu untuk ditabung. Jadi, angka IKF lebih besar dari 1 ini mengindikasikan adanya kemampuan untuk menabung dan kemampuan finansial yang lebih tinggi.

Hal kedua yang harus diperhatikan dalam masalah keuangan yang mendasar adalah bagaimana gaya hidup kita. Sudahkah kita hidup secara sederhana, bersahaja dan di bawah dari kemampuan penghasilan kita? Hidup di bawah kemampuan penghasilan kita menjadi hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka memberikan "batasan" kepada diri kita sendiri dalam melakukan keputusan-keputusan keuangan lainnya.

Salah satu penyebab ketidakberhasilan untuk mempunyai kemampuan menabung, walaupun sebenarnya memiliki surplus penghasilan adalah paradigma bahwa menabung adalah uang sisa pembelanjaan. Berinvestasilah dulu kepada diri Anda sebelum Anda melakukan pembelanjaan. Dengan paradigma ini, kesuksesan untuk bisa menabung menjadi lebih tinggi dan secara psikologis, kita mempunyai batasan yang lebih baik dalam menganggarkan pembelanjaan kita.

Alokasi di atas merupakan alokasi ideal, tetapi yang harus diperhatikan adalah porsi untuk cicilan utang itu totalnya tidak boleh melebihi 30 persen dari penghasilan bersih. Apabila alokasi 30 persen ini terlampaui maka akan cenderung mengganggu alokasi yang lain. Yang pertama kali akan terganggu adalah alokasi tabungan. Apalagi pada saat alokasi tabungan belum mencapai 20%. Dengan total pembayaran cicilan utang lebih dari 30 persen, maka hal ini dapat juga menjadi indikasi adanya sumber dana non-penghasilan yang digunakan untuk memenuhi konsumsi.

Komentar