Penyebab Gejala dan Tips Pencegahan Stroke


Stroke, atau yang terkadang disebut sebagai serangan otak, adalah keadaan dimana darah berhenti mengalir ke otak. Dalam beberapa menit, sel otak akan mati. Menurut MedlinePlus, ada dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Stroke iskemik disebabkan banyaknya gumpalan darah yang membuat aliran darah ke otak terhambat. Sementara itu, stroke hemoragik disebabkan pembuluh darah yang pecah dan menyebabkan pendarahan pada otak.


Di Amerika, stroke merupakan penyakit pembunuh nomor 5 dengan korban paling banyak. Sementara itu, pada tahun 2013, stroke mencapai 300 ribu kasus di Indonesia dan menjadi penyebab utama kematian. Penderita stroke pun semakin meningkat seiring tahun.

Kasus yang paling sering terjadi di Indonesia adalah pecahnya pembuluh darah di otak akibat tekanan darah yang terlalu tinggi. Selain itu, pasien stroke pada umumnya baru mendatangi rumah sakit ketika dalam kondisi keparahan tingkat akhir. Akibatnya, penanganan lebih sulit dan butuh pemeriksaan lebih komprehensif.


Penyebab Stroke

Stroke dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya tekanan darah tinggi dan kebiasaan merokok. Dua hal tersebut adalah faktor risiko yang masih dapat Anda kontrol. Adapun faktor yang tidak dapat Anda kontrol adalah umur. Meskipun begitu, National Institute of Neurological Disorders and Stroke menyebutkan bahwa 8 dari 10 kasus stroke dapat dicegah. Untuk itu, ada baiknya Anda mengonsultasikan pada dokter Anda mengenai faktor risiko dan juga riwayat kesehatan Anda.

Meskipun stroke dapat dicegah, ada beberapa hal yang membuat seseorang memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan otak ini, yaitu diantaranya:


1. Umur

Seseorang dengan umur lebih dari 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang stroke. Meskipun begitu, hampir seperempat remaja saat ini juga sudah terkena penyakit ini.

2. Riwayat keluarga

Jika Anda memiliki keluarga dekat dengan penyakit stroke, risiko Anda untuk terserang stroke akan lebih tinggi.

Misalnya jika Anda memiliki seorang saudara yang terkena penyakit stroke, maka 64% lebih besar Anda juga akan menderita penyakit yang sama, berbeda dengan seseorang yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang menderita stroke.

3. Riwayat kesehatan

Jika sebelumnya Anda telah didiagnosa stroke ringan, atau serangan jantung, maka risiko Anda untuk terserang stroke akan lebih tinggi.

Stroke juga dapat menyerang saat usia muda. Gaya hidup yang tidak teratur dan tidak sehat menjadi alasan utama seorang remaja dapat terserang stroke.

4. Mengonsumsi makanan tidak sehat

Menjamurnya berbagai restoran cepat saji membuat remaja lebih memilih memakan makanan cepat saji untuk mengisi perut mereka. Padahal, makanan cepat saji mengandung berbagai macam bahan makanan tambahan yang tidak baik untuk tubuh.

Selain itu, makanan cepat saji juga umumnya mengandung garam dan gula yang tinggi dan melebihi dari yang diperlukan tubuh. Tingginya garam dan gula tersebut dapat memicu komplikasi lain pada seorang remaja, yaitu menyebabkan tekanan darah tinggi dan juga diabetes.

5. Merokok

Salah satu faktor penyebab stroke adalah kebiasaan merokok. Remaja pada zaman sekarang menganggap merokok adalah suatu hal yang keren. Padahal, dalam sebatang rokok terdapat berbagai macam racun yang membahayakan tubuh. Selain menjadi salah satu pemicu stroke, kebiasaan merokok ini akan menyebabkan kerusakan organ paru-paru dan dapat menimbulkan komplikasi lain.

6. Minum alkohol

Mengonsumsi alkohol merupakan hal yang ilegal untuk remaja berusia dibawah 17 tahun. Meskipun begitu, bukan berarti remaja berusia diatas 17 tahun boleh mengonsumsi alkohol. Mengonsumsi alkohol diperbolehkan selama masih dalam batas yang wajar, apabila kecanduan dan mengonsumsi secara berlebihan, hal ini akan melemahkan pembuluh darah dan menyebabkan komplikasi lain pada ginjal.

7. Kurang olahraga

Masa remaja adalah masa dimana sel-sel mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bagaimanapun juga, berolahraga akan membantu memaksimalkan pertumbuhan sel dalam tubuh.

Kurang olahraga akan menyebabkan penumpukan lemak dan juga otot-otot yang kaku. Penumpukan lemak secara berlebih dapat menyumbat pembuluh darah dan dapat menyebabkan stroke dan berbagai penyakit lain seperti penyakit jantung.


Jenis Stroke

Terdapat dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Kedua jenis stroke ini menyerang otak dengan mekanisme yang berbeda.

1. Stroke iskemik

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum terjadi. Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otak terhambat. Penghambatan pembuluh darah ini disebabkan oleh penggumpalan darah yang berpindah dari organ tubuh lain.

Misalnya, lemak yang menumpuk di arteri memecah, mengalir ke otak, sehingga menyebabkan penggumpalan darah. Terkadang, beberapa gumpalan terbentuk di jantung ketika jantung seseorang tidak mampu memompa darah secara normal.

Seiring bertambahnya usia, arteri dapat menyempit, yang kemudian dapat menghambat aliran darah. Selain itu, keadaan ini akan diperparah jika orang tersebut memiliki kebiasaan merokok, memiliki tekanan darah tinggi, obesitas, memiliki kadar kolesterol tinggi, diabetes, dan juga pecandu alkohol.

2. Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak Anda terluka dan berdarah, yang kemudian dapat merusak jaringan pada otak. Penyebab utama stroke hemoragik adalah tingginya tekanan darah, yang dapat menyebabkan melemahnya arteri pada otak dan membuat arteri tersebut lebih mudah robek atau putus.

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah kelebihan berat badan atau obesitas, kecanduan terhadap alkohol, mempunyai kebiasaan merokok, kurang olahraga, serta stress.


Gejala Stroke

Mengenal gejala penyakit stroke sejak dini sangat diperlukan, dikarenakan lambatnya penanganan atau pemeriksaan bisa berakibat fatal. Berikut gejala-gejalanya:

1. Sakit kepala

Sakit kepala merupakan salah satu gejala stroke. Berdasarkan berbagai studi, lokasi sakit kepala dapat mengindikasikan tempat stroke tersebut. Misalnya apabila stroke terjadi pada urat nadi di bagian leher yang membawa darah menuju otak, maka sakit kepala akan dirasakan di bagian dahi. Sementara itu, apabila stroke terjadi di bagian sistem tulang belakang yang menyuplai darah menuju bagian belakang otak, maka sakit kepala akan terjadi di bagian belakang kepala.

Pada pasien stroke, sakit kepala juga dapat timbul sebagai efek samping pengonsumsian obat-obatan yang diberikan untuk mengontrol tekanan darah. Selain itu, stress, depresi atau kurang tidur juga dapat menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala.

2. Mati rasa (lumpuh)

Mati rasa (lumpuh) adalah keadaan dimana salah satu atau beberapa bagian tubuh tidak dapat digerakkan. Mati rasa dapat terjadi di bagian tubuh manapun dan dapat disebabkan karena berbagai hal. Pada umumnya, mati rasa ini terjadi di lengan, jemari tangan, atau bahkan wajah.

Seseorang harus semakin waspada apabila ia merasakan mati rasa hanya pada sebagian tubuhnya saja, misalnya bagian kanan tubuh saja sementara bagian kiri dapat bergerak normal. Gejala mati rasa seperti ini merupakan gejala stroke yang paling dominan dan patut diwaspadai. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang mengalami mati rasa, diantaranya konsumsi berlebih vitamin B-12, kalium, kalsium, dan sodium (garam).

Mati rasa dapat menjadi gejala Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke ringan. Gejala ini akan menyerupai gejala stroke. Perbedaannya dengan stroke iskemik dan hemoragik adalah TIA menyerang secara tiba-tiba dan terjadi dalam waktu yang singkat.

3. Wajah penderita terlihat turun

Selain mati rasa (lumpuh), wajah seseorang akan terlihat lebih turun daripada biasanya. Anda bisa memastikan hal ini dengan tersenyum di depan kaca dan mengamati senyum Anda. Dengan begitu, Anda mungkin dapat melihat perbedaan antara sisi wajah Anda yang satu dengan yang lain.

4. Cara bicara tidak jelas

Seseorang dengan gejala stroke tidak dapat berbicara dengan lancar. Hal ini biasa disebut sebagai afasia, yaitu suatu keadaan diamana seseorang kehilangan kemampuan untuk berbicara.

Penyebab afasia adalah karena kerusakan otak. Pecahnya pembuluh darah menyebabkan kematian sel otak dan juga menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang mengendalikan fungsi bicara.

Beberapa penderita stroke akan mengalami gejala afasia ini diiringi dengan miringnya bagian mulut ke satu sisi. Selain itu, wajah penderita stroke akan terasa kaku dan sulit untuk digerakkan, itulah sebabnya mengapa penderita stroke tidak dapat berbicara dengan jelas.

5. Hilang keseimbangan

Mati rasa atau kelumpuhan yang terjadi pada bagian tubuh penderita akan menyebabkan penderita kehilangan keseimbangan. Hilang keseimbangan ini dimulai dari hal kecil, misalnya ketidakmampuan tangan dalam menggenggam sendok atau menggenggam benda ringan lainnya.

Seseorang dengan gejala stroke juga kebanyakan sudah tidak mampu untuk berjalan sendiri. Mereka membutuhkan bantuan karena biasanya mereka akan merasa tubuh mereka lebih berat ke satu sisi sehingga memaksa mereka untuk jatuh ke sisi tersebut.

6. Penglihatan buram

Penglihatan yang buram mengacu pada kurangnya kemampuan mata untuk mempertajam bayangan benda yang ia lihat. Penglihatan yang buram ini dapat terjadi pada salah satu bagian mata atau kedua bagian mata, tergantung penyebabnya.

Gangguan penglihatan umum terjadi pada seseorang yang menderita stroke pada bagian kanan otak. Hal ini dikarenakan stroke pada otak seseorang tersebut mengganggu jalannya visual dari mata yang kemudian menyebabkan penglihatan buram dan penglihatan berbayang (ganda).

Meskipun begitu, gangguan penglihatan ini dapat ditangani dengan melakukan berbagai macam terapi, misalnya terapi optis, terapi eye movement (gerakan mata), atau terapi visual restoration, yaitu terapi yang menstimulasi mata dengan cahaya.

7. Hilang kesadaran (pingsan)

Hilang kesadaran atau pingsan adalah keadaan yang terjadi akibat kurangnya suplai darah ke otak. Hal ini dapat terjadi apabila tekanan darah seseorang terlalu rendah dan jantung tidak bisa memompa darah dengan normal ke otak. Selain itu, pingsan juga dapat disebabkan oleh stress, rasa sakit, perubahan posisi tubuh secara tiba-tiba, dehidrasi, kelelahan, atau juga bahkan efek dari obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Seseorang yang kehilangan kesadaran akan merasakan pandangan yang tiba-tiba menggelap, meriang, sangat mengantuk, dan pucat. Pasien akan merasakan mual dan detak jantung yang semakin cepat sebelum mereka pingsan.


Pencegahan Stroke

Meskipun umur dan riwayat kesehatan keluarga meningkatkan risiko Anda terserang stroke, masih ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah dan menurunkan risiko Anda terserang stroke. Berdasarkan Harvard Health Publications, berikut adalah 6 hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah stroke.

1. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah tinggi merupakan faktor terbesar yang membuat seseorang memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, khususnya pada Anda dengan riwayat keluarga dengan stroke. Mulai sekarang, turunkan tekanan darah Anda menjadi ke tekanan darah normal (120/80).

Karena tekanan darah normal dalam setiap orang berbeda, konsultasikan pada dokter Anda terlebih dahulu untuk mengetahui berapa tekanan darah normal untuk diri Anda.

Menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan cara menurunkan konsumsi garam pada makanan Anda. Dalam satu hari, jangan mengonsumsi lebih dari 1.500 mg garam (setara dengan setengah sendok teh). Hindari mengonsumsi junk food dan makanan tinggi kolesterol. Anda juga perlu menambahkan sayuran dan buah sebanyak 4 hingga 5 cups ke dalam menu Anda dan satu porsi ikan 2-3 kali dalam satu minggu.

Selain mengatur makanan Anda, Anda juga harus mulai berhenti merokok dan melakukan olahraga ringan setidaknya 30 menit setiap harinya.

2. Menurunkan berat badan

Obesitas adalah faktor terbesar lainnya yang menjadi penyebab utama seseorang terserang stroke. Jika Anda kelebihan berat badan, maka Anda harus menurunkan berat badan Anda setidaknya sampai body mass index (BMI) angka menyentuh angka 25 atau kurang. Anda bisa mengeceknya disini.

Mulai sekarang, batasi asupan makanan Anda tidak lebih dari 1.500 – 2.000 kalori per hari. Tingkatkan pula olahraga Anda dan lakukan kegiatan yang lebih banyak membuat tubuh Anda bergerak, misalnya mencuci, mengajak binatang peliharaan Anda berjalan-jalan, dan lain sebagainya.

3. Olahraga lebih sering

Olahraga merupakan kebutuhan setiap orang. Dengan olahraga, Anda dapat menurunkan berat badan dan juga menurunkan tekanan darah. Selain itu, olahraga juga akan menurunkan tingkat stress dan dapat menurunkan risiko Anda terserang stroke.

Lakukan olahraga setidaknya 5 kali per minggu dengan intensitas per hari minimal 30 menit. Berjalan-jalanlah di lingkungan Anda setiap pagi sehabis sarapan. Mulailah bergabung dengan klub-klub olahraga dan mulailah menggunakan tangga ketimbang elevator.

Selain itu, cobalah untuk berangkat ke kantor menggunakan sepeda, selain menyehatkan, Anda akan dapat terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat ke kantor.

4. Memperhatikan irama jantung (fibrilasi atrium)

Fibrilasi atrium adalah keadaan dimana jantung berdebar secara tidak biasa yang kemudian dapat menyebabkan penggumpalan pada jantung. Penggumpalan darah ini dapat berpindah menuju otak, yang kemudian akan menimbulkan stroke. Jika Anda merasakan gejala fibrilasi atrium, lekas periksakan hal ini ke dokter Anda.

5. Memperhatikan kadar gula darah

Kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah, dan akan membuat gumpalan terbentuk pada pembuluh darah.

Mulai sekarang, kontrollah kadar gula Anda ke dokter. Anda juga harus mulai melakukan diet dan olahraga, serta mengonsumsi obat-obatan yang disarankan dokter untuk menjaga kadar gula darah Anda tetap normal seperti yang telah direkomendasikan dokter.

6. Berhenti merokok

Merokok akan mempercepat pembentukan gumpalan darah. Merokok akan menyebabkan darah lebih kental, sehingga meningkatkan jumlah plak yang terbentuk di arteri. Menurut Dr. Rost, berhenti merokok merupakan salah satu perubahan gaya hidup yang paling berpengaruh dalam menurunkan risiko stroke.

Jika Anda mengalami kesulitan untuk berhenti merokok, konsultasikan hal ini ke dokter Anda dan mintalah solusi. Dokter mungkin akan memberikan Anda beberapa obat-obatan yang harus Anda konsumsi untuk dapat membantu Anda. Hal yang paling penting adalah Anda tidak boleh menyerah.

Banyak orang yang mengabaikan stroke karena menurut mereka gejala yang muncul masih biasa, misalnya seperti sakit kepala. Dr. Rost menyatakan agar masyarakat lebih aktif dan tidak menunggu sampai gejala tak biasa muncul baru memeriksakan diri.

The National Stroke Association bahkan telah menciptakan satu akronim khusus untuk mengingatkan masyarakat, yaitu FAST, yang merupakan singkatan dari Face, Arms, Speech, dan Time.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Cegahlah stroke sejak dini. Jika Anda sudah dalam usia lanjut usia pun, tidak pernah ada kata terlambat untuk mencoba. Bahkan langkah kecil pun berguna untuk meningkatkan kesehatan Anda.



Komentar